Thursday, February 9, 2017

Penyanyi Indonesia yang berkompetisi di Eurovision Song Contest

Kontes Nyanyi Tingkat Eropa Tinggal beberapa bulan lagi, kali ini di tahun 2017 Ukraina diberikan mandat untuk menjadi Tuan Rumah perhelatan sekali setahun tersebut. Sebagai Tuan Rumah Eurovision yang kedua kalinya, Negara ini terlihat lebih siap untuk menyambut delegasi Negara – Negara dari benua biru untuk berkompetisi. Ukraina sendiri baru dua kali memenangkan kontes ini, yaitu pada tahun 2004 dan 2016 dimana kedua pemenang nya mengusung Genre yang sangat berbeda. Tahun 2004 Lagu “Wild Dance” yang dibawakan oleh Ruslana mengusung tema Pop Folk, Dance serta sentuhan Rock berhasil mengalahkan Serbia dengan Total score 280. Sedangkan ditahun 2016 Panggung Eurovision kembali di menangkan oleh Jamala dengan membawakan lagu dengan genre pop yang berjudul “1944” dan berhasil mengalahkan Australia dengan perolehan 534 point.

Meskipun merupakan Kontes nyanyi untuk daratan Eropa, tercatat beberapa penyanyi non – eropa yang ikut dalam kompetisi tersebut. Termasuk Penyanyi yang berasal dari Negara kebanggaan kita “Indonesia”. Sebut saja Anggun C. Sasmi,  Sandra Reemer and Dries Holten serta Oma Anneke Grönloh.  Siapakah sebenarnya mereka berempat ini ? Apakah mereka adalah penyanyi yang sudah terkenal di Indonesia sebelumnya ? Mari kita cari tahu !!

Sejarah Eurovision dimulai sejak tahun 1952 dimana kompetisi tersebut dilaksanakan di Negara Swiss dan dimenangkan oleh Lys Assia. Hampir beberapa decade sudah Eurovision dilaksanakan. Awal mula partisipasi penyanyi Indonesia juga dimulai pada tahun 1964 dimana pada tahun tersebut seorang penyanyi terkenal Indonesia, Anneke Grönloh menjadi perwakilan untuk Negara Belanda. Debut Oma Grönloh terbilang cukup Luar Biasa menurut saya, karena beliau berhasil mendapatkan peringkat kesepuluh dari 16 Peserta ( Perolehan Peringkat dan point yang lebih baik daripada tahun 1963 ) which is lumayan lah. Tetapi untuk ukuran Negara Belanda, Performa Anneke Grönloh terasa kurang memuaskan, mengingat Belanda sudah pernah memenangkan Eurovision sebanyak 2 Kali sebelumnya yaitu pada Tahun 1957 dan 1959. Meskipun tidak memenangkan kontes tersebut rupanya karir oma Anneke Grönloh malah semakin bersinar. Terhitung setelah mengikuti kontes tersebut oma Anneke Grönloh telah menghasilkan banyak album dan tembang kenangan. Termasuk lagu Indonesia seperti burung kakak tua, bengawan solo, o ina ni keke, asmara dan lain sebagainya.

Sandra dan Andres menjadi delegasi kedua Indonesia untuk belanda yang bertanding di ESC tahun 1972 dan berhasil mendapatkan posisi yang lumayan tinggi ( Untuk penyanyi Indonesia yang debut di ESC ). Dengan membawakan lagu yang berjudul “Als het om de liefde gaat” Duet maut Sandra Reemer and Dries Holten berhasil meraih peringkat ke 4 dengan perolehan 106 poin. Sementara tempat pertama diraih oleh Luxembourg, Juara Kedua diraih oleh Inggris dan Juara Ketiga diraih oleh Jerman.

Setelah sekian lama hengkang, penyanyi Indonesia lagi – lagi mendapatkan kepercayaan untuk tampil mencicipi panggung Eurovision 2012. Kali ini yang mendapatkan kehormatan untuk bertanding adalah Anggun C. Sasmi dan meraih peringkat 22 dari 26 Negara yang ikut berpartisipasi.

Selama saya mengamati perkembangan dari ESC dari masa kemasa, menurut saya tahun 2012 adalah tahun terbaik. Bukan karena Swedia yang memenangkan kompetisi ini. Tetapi, banyak Negara yang kurang di Unggulkan menampilkan performa terbaik mereka. Sebut saja Armenia, Lithuania, Macedonia, Moldova dan Albania. Disisi lain, Negara raksasa Eurovision seperti Irlandia, Inggris, dan Perancis harus puas berada diposisi dibawah 5 besar. Tahun 2012 memang bisa jadi adalah tahun kebangkitan Swedia kembali dipanggung Eurovision setelah terakhir memenagkan kontes ini pada tahun 1991. Saya juga tidak kan pernah lupa penampilan Apik dari Buranovskiye Babushki, sekelompok Lansia yang membawakan lagu bergenre Etno Pop yang berjudul “Party for everybody”. Sungguh luar biasa.

Kembali berbicara soal Progress Penyanyi Indonesia di ESC. Anggun adalah penyanyi yang sangat luar biasa dan dia bisa mendapatkan peringkat yang lebih baik. 10 besar juga sangat mungkin didapatkan oleh Anggun tetapi Juri berpendapat lain. System point di ESC sangat Fair. Juri setiap Negara yang bertanding memberikan point kepada penyanyi yang menurut mereka pantas untuk mendapatkan juara. Dan akumulasi dari point tersebut yang menjadi hasil akhir untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara pada ESC.

Sebagai penutup dari artikel saya, harapan dari orang Indonesia seperti saya kedepannya adalah kita bisa berpartisipasi dalam ESC. Entah kapan waktunya saya akan menunggu. Dan apabila kita memang tetap tidak bisa berpartisipasi di kompetisi tersebut. Saya berharap ada orang Indonesia lain yang bisa kembali bertanding dan memenangkan kontes tersebut. Eurovision adalah batu loncatan awal bagi penyanyi Eropa untuk menjadi Penyayi yang terkenal secara Internasional. Mereka yang telah memetik kesuksesan seperti ABBA ( Swedia ), Celine Dion ( Swiss ), Julio Iglesias ( Spanyol ), Olivia Newton John ( Inggris ) bisa menjadi pemicu semangat Penyayi – Penyanyi kita agar bisa menunjukkan prestasi di kancah Internasional.


Terimakasih pahlawan seni tarik suara Indonesia atas dedikasi nya mengharumkan Nama Indonesia di Mata dunia dari kompetisi Eurovision. Terimakasih Anggun, Sandra dan Andres serta oma Anneke Gronloh. J

1 comment: