Kontes
Nyanyi Tingkat Eropa Tinggal beberapa bulan lagi, kali ini di tahun 2017
Ukraina diberikan mandat untuk menjadi Tuan Rumah perhelatan sekali setahun
tersebut. Sebagai Tuan Rumah Eurovision yang kedua kalinya, Negara ini terlihat
lebih siap untuk menyambut delegasi Negara – Negara dari benua biru untuk
berkompetisi. Ukraina sendiri baru dua kali memenangkan kontes ini, yaitu pada
tahun 2004 dan 2016 dimana kedua pemenang nya mengusung Genre yang sangat
berbeda. Tahun 2004 Lagu “Wild Dance” yang dibawakan oleh Ruslana mengusung
tema Pop Folk, Dance serta sentuhan Rock berhasil mengalahkan Serbia dengan
Total score 280. Sedangkan ditahun 2016 Panggung Eurovision kembali di
menangkan oleh Jamala dengan membawakan lagu dengan genre pop yang berjudul “1944”
dan berhasil mengalahkan Australia dengan perolehan 534 point.
Meskipun merupakan Kontes
nyanyi untuk daratan Eropa, tercatat beberapa penyanyi non – eropa yang ikut
dalam kompetisi tersebut. Termasuk Penyanyi yang berasal dari Negara kebanggaan
kita “Indonesia”. Sebut saja Anggun C. Sasmi, Sandra Reemer and Dries Holten serta Oma Anneke Grönloh. Siapakah sebenarnya mereka berempat ini ? Apakah mereka adalah
penyanyi yang sudah terkenal di Indonesia sebelumnya ? Mari kita cari tahu !!
Sejarah Eurovision dimulai
sejak tahun 1952 dimana kompetisi tersebut dilaksanakan di Negara Swiss dan
dimenangkan oleh Lys Assia. Hampir beberapa decade sudah Eurovision
dilaksanakan. Awal mula partisipasi penyanyi Indonesia juga dimulai pada tahun
1964 dimana pada tahun tersebut seorang penyanyi terkenal Indonesia, Anneke Grönloh menjadi perwakilan untuk Negara
Belanda. Debut Oma Grönloh terbilang cukup
Luar Biasa menurut saya, karena beliau berhasil mendapatkan peringkat kesepuluh
dari 16 Peserta ( Perolehan Peringkat dan point yang lebih baik daripada tahun
1963 ) which is lumayan lah. Tetapi untuk ukuran Negara Belanda, Performa Anneke Grönloh terasa kurang memuaskan, mengingat
Belanda sudah pernah memenangkan Eurovision sebanyak 2 Kali sebelumnya yaitu
pada Tahun 1957 dan 1959. Meskipun tidak memenangkan kontes tersebut rupanya
karir oma Anneke Grönloh malah semakin
bersinar. Terhitung setelah mengikuti kontes tersebut oma Anneke Grönloh telah menghasilkan banyak album dan
tembang kenangan. Termasuk lagu Indonesia seperti burung kakak tua, bengawan
solo, o ina ni keke, asmara dan lain sebagainya.
Sandra
dan Andres menjadi delegasi kedua Indonesia untuk belanda yang bertanding di ESC
tahun 1972 dan berhasil mendapatkan posisi yang lumayan tinggi ( Untuk penyanyi
Indonesia yang debut di ESC ). Dengan membawakan lagu yang berjudul “Als het om de liefde gaat” Duet maut Sandra Reemer and Dries Holten berhasil meraih
peringkat ke 4 dengan perolehan 106 poin. Sementara tempat pertama diraih oleh
Luxembourg, Juara Kedua diraih oleh Inggris dan Juara Ketiga diraih oleh
Jerman.
Setelah
sekian lama hengkang, penyanyi Indonesia lagi – lagi mendapatkan kepercayaan
untuk tampil mencicipi panggung Eurovision 2012. Kali ini yang mendapatkan
kehormatan untuk bertanding adalah Anggun C. Sasmi dan meraih peringkat 22 dari
26 Negara yang ikut berpartisipasi.
Selama
saya mengamati perkembangan dari ESC dari masa kemasa, menurut saya tahun 2012
adalah tahun terbaik. Bukan karena Swedia yang memenangkan kompetisi ini.
Tetapi, banyak Negara yang kurang di Unggulkan menampilkan performa terbaik
mereka. Sebut saja Armenia, Lithuania, Macedonia, Moldova dan Albania. Disisi
lain, Negara raksasa Eurovision seperti Irlandia, Inggris, dan Perancis harus
puas berada diposisi dibawah 5 besar. Tahun 2012 memang bisa jadi adalah tahun
kebangkitan Swedia kembali dipanggung Eurovision setelah terakhir memenagkan
kontes ini pada tahun 1991. Saya juga tidak kan pernah lupa penampilan Apik
dari Buranovskiye
Babushki, sekelompok
Lansia yang membawakan lagu bergenre Etno Pop yang berjudul “Party for
everybody”. Sungguh luar biasa.
Kembali
berbicara soal Progress Penyanyi Indonesia di ESC. Anggun adalah penyanyi yang
sangat luar biasa dan dia bisa mendapatkan peringkat yang lebih baik. 10 besar
juga sangat mungkin didapatkan oleh Anggun tetapi Juri berpendapat lain. System
point di ESC sangat Fair. Juri setiap Negara yang bertanding memberikan point
kepada penyanyi yang menurut mereka pantas untuk mendapatkan juara. Dan
akumulasi dari point tersebut yang menjadi hasil akhir untuk menentukan siapa
yang akan menjadi juara pada ESC.
Sebagai
penutup dari artikel saya, harapan dari orang Indonesia seperti saya kedepannya
adalah kita bisa berpartisipasi dalam ESC. Entah kapan waktunya saya akan
menunggu. Dan apabila kita memang tetap tidak bisa berpartisipasi di kompetisi
tersebut. Saya berharap ada orang Indonesia lain yang bisa kembali bertanding
dan memenangkan kontes tersebut. Eurovision adalah batu loncatan awal bagi
penyanyi Eropa untuk menjadi Penyayi yang terkenal secara Internasional. Mereka
yang telah memetik kesuksesan seperti ABBA ( Swedia ), Celine Dion ( Swiss ),
Julio Iglesias ( Spanyol ), Olivia Newton John ( Inggris ) bisa menjadi pemicu
semangat Penyayi – Penyanyi kita agar bisa menunjukkan prestasi di kancah
Internasional.
Terimakasih
pahlawan seni tarik suara Indonesia atas dedikasi nya mengharumkan Nama
Indonesia di Mata dunia dari kompetisi Eurovision. Terimakasih Anggun, Sandra
dan Andres serta oma Anneke Gronloh. J
Bukannya Celine Dion perwakilan dari Prancis?
ReplyDelete